Budidaya ikan kerapu menjanjikan keuntungan yang sangat besar,karena
semakin membludaknya permintaan pasar akan ikan yang satu ini.Selain
untuk konsumsi dalam negri,ikan ini di butuhkan juga untuk memenuhi
kebutuhan pasar luar negri.Harganya yang sangat gemilang kian menjadi
primadona industri perikanan saat ini.Berkisar antara RP 150.000-RP
170.000 /kg.Berikut teknik pembudidayaan ikan kerapu;
Benih
yang digunakan bisa berasal dari tangkapan maupun pembenihan. Umumnya
jumlah benih dari tangkapan sangat terbatas, ukuran tidak seragam,
sering terserang penyakit akibat luka saat penangkapan dan pengangkutan.
Dengan alasan tersebut lebih baik benih yang digunakan berasal dari
pembenihan. Selain jumlahnya banyak, ukuran relatif seragam serta
kualitas dan kontinuitasnya terjamin. Benih yang sehat tampak dari
warnanya yang cerah, gerakannya lincah dan aktif, nafsu makannya tinggi
serta tidak ada cacat tubuh.
Pada tabel dibawah ini diberikan gambaran standar padat tebar dan ukuran tebar pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu.
Tabel
1. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran tebar – lama
pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscogutattus)
No. |
Kegiatan |
Ukuran ikan (gram) |
15 - 25 |
50 - 75 |
400 - 500 |
1. |
Wadah pemeliharaan |
jaring |
jaring |
jaring |
2. |
Penebaran :
- Padat tebar (ekor/m3) |
150 - 200 |
75 - 100 |
20 - 25 |
3. |
Lama pemeliharaan (bln) |
1 |
2 |
4 |
4. |
Sintasan produksi (%) |
> 80 |
> 85 |
> 95 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
Kepadatan optimum untuk fase pendederan adalah 150-200 ekor/m3
dengan rata-rata panjang ikan 9-12 cm dan berat 15-25 g. Setelah
dibesarkan selama 1-1,5 bulan, kepadatannya dikurangi menjadi 100 ekor/m3. Kepadatan ini harus dipertahankan hingga masa pembesaran 2 bulan, selanjutnya kepadatan menjadi 20-25 ekor/m3 dipertahankan selama 4 bulan hingga ikan mencapai ukuran konsumsi (400-500 g).
Tabel
2. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran tebar, lama
pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).
No. |
Kegiatan |
Ukuran ikan (gram) |
15-25 |
50-75 |
400 - 500 |
1. |
Wadah pemeliharaan |
jaring |
jaring |
jaring |
2. |
Penebaran :
- Padat tebar (ekor/m3) |
150-200 |
75-100 |
20-25 |
3. |
Lama pemeliharaan (bulan) |
3 |
3 |
9 |
4. |
Sintasan produksi (%) |
90 |
95 |
95 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
PEMBERIAN PAKAN
Pemilihan jenis pakan untuk pembesaran harus didasarkan pada kemauan
ikan untuk memakan pakan yang diberikan, kualitas, nutrisi dan harga
atau nilai ekonomis. Pada umumnya untuk ikan kerapu diberikan ikan rucah
segar karena harganya relatif murah, bisa juga pakan buatan berupa
pellet sebagai pengganti ikan rucah.
Frekuensi Pemberian Pakan
Keberhasilan
pembesaran ikan kerapu sangat tergantung pada kecukupan pakan. Pada
tahap awal pembesaran, pemberian pakan dilakukan sesering mungkin sampai
ikan benar-benar kenyang, minimal tiga kali sehari. Tahap berikutnya
waktu dan frekwensi pemberian pakan harus tepat agar pertumbuhan baik
dan penggunaan pakan menjadi efisien, karena berkaitan dengan pencernaan
dan pemakaian energi. Sebaiknya pemberian pakan 2 kali sehari pada saat
pagi dan sore hari. Pakan ikan segar harus dicacah hingga ukurannya
sesuai dengan bukaan mulut ikan.
Rasio Pemberian Pakan
Rasio
pemberian pakan harus tepat agar pakan yang diberikan dapat efisien
dikonsumsi ikan yang dipelihara dan memberikan kelangsungan hidup yang
baik yaitu :
Tabel 3. Standar jenis dan dosis penggunaan pakan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu macan dan bebek.
No. |
Dosis dan Jenis pakan |
Ukuran ikan (gram) |
15 - 25 |
50 - 75 |
400 - 500 |
1. |
Ikan mean segar (%) |
10 - 15 |
7,5 - 10 |
5 - 7,5 |
2. |
Pellet (%) |
7,5 - 10 |
5 - 7,5 |
3 - 5 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
Pemberian Multivitamin
Kegunaan penambahan multivitamin dapat menambah kekebalan tubuh ikan
sehingga dapat tumbuh secara normal, di samping itu dapat mencegah
terjadinya lordosis dan scoliosis atau tubuh bengkok karena perkembangan
tulang belakang yang tidak sempurna. Manfaat lain adalah dapat
meningkatkan sintasan ikan, atau menurunkan tingkat kematian,
berpengaruh terhadap kinerja ikan, warna tubuh menjadi lebih cerah dan
agresif. Dapat juga diberikan tambahan vitamin C sebanyak 2 gram/kg
berat pakan yang diberikan 2 kali per minggu.
Tabel
4. Standar penggunaan jenis dan dosis anastesi, desinfectan, dan
obat-obatan pada pembesaran ikan kerapu macan dan bebek sesuai SNI
01-6487.4-2000.
No. |
Jenis |
Dosis |
Keterangan |
1 |
Treflan |
1 ppm |
Dioleskan |
2 |
Acriflavin |
5-10 ppm |
Perendaman 1-2 jam |
3 |
Prefuran |
1 ppm |
Perendaman 30 – 60 menit |
4 |
Methilyne blue |
3-5 ppm |
Perendaman 30 – 60 menit |
5 |
Vitamin C |
2-4 g/kg pakan |
Pencampuran dim pakan |
6 |
Multivitamin |
3-5 g/kg pakan |
Pencampuran dim pakan |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
MONITORING PERTUMBUHAN IKAN
Untuk menentukan dosis pakan perlu dilakukan pengukuran berat dan panjang ikan dengan cara
sampling (acak) sebanyak 10% minimal sebulan sekali. Ikan dibius
terlebih dahulu sebelum diukur. Kematian selama pemeliharaan juga
dihitung untuk memperoleh nilai SR (kelulusan hidup) selama
pemeliharaan. Laju pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh jenis pakan, jumlah
yang diberikan dan mutu pakan. Laju pertumbuhan ikan kerapu bebek 1-1,3
gram/hari sedangkan laju pertumbuhan kerapu macan 2,5-3 gram/hari
(hasil kajian Balai Budidaya Laut Lampung).
Kerapu
bebek yang dipelihara dengan berat awal 1,3 gram dan panjang total 4 cm
akan mencapai berat antara 400-500 gram selama 12-14 bulan, sedangkan
kerapu macan dapat dipanen pada bulan ke tujuh dengan berat 525 gram.
Pertambahan berat kerapu bebek relatif lebih lambat dibanding kerapu
macan hal ini dimungkinkan karena secara genetik memang lambat tumbuh.
Dari hasil pengamatan di BBL Lampung pertambahan berat kerapu bebek dan
kerapu macan selama pembesaran di karamba jaring apung adalah sbb.
Tabel 5 Pertambahan Berat Ikan Kerapu Bebek dan Macan selama Fase Pembesaran (gram)
Bulan ke |
Kerapu Macan |
Kerapu Bebek |
1 |
82,5 |
34,5 |
2 |
165,0 |
69,0 |
3 |
247,5 |
103,5 |
4 |
320,0 |
138,0 |
5 |
412,5 |
172,5 |
6 |
495,0 |
207,0 |
7 |
577,5 |
241,5 |
8 |
660,0 |
276,0 |
9 |
742,5 |
310,5 |
10 |
825,0 |
345,0 |
11 |
907,5 |
379,5 |
12 |
990,0 |
414,0 |
Sumber: Balai Budidaya Laut Lampung, 2001
Tabel Padat Penebaran, Lama Pemeliharaan dan Sintasan Produksi dalam Pembesaran Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Bebek.
No. |
Kegiatan |
Jenis Ikan |
Kerapu Bebek |
Kerapu Macan |
1 |
Padat penebaran ekor/m3 |
20-25 |
20-25 |
2 |
Lama pemeliharaan (bulan) |
12 |
7 |
3 |
Sintasan produksi (%) |
95 |
95 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
PEMILAHAN UKURAN
Kerapu macan termasuk ikan buas dan memiliki sifat kanibal. Oleh sebab
itu kegiatan pemilahan atau penyeragaman ukuran harus secara rutin
dilakukan. Hal ini dilakukan agar setiap waring/jaring hanya diisi ikan
yang berukuran sama, bila ada perbedaan ukuran maka ikan yang lebih
kecil akan kalah bersaing dengan ikan yang lebih besar dalam memperoleh
makanan, hal ini bisa menyebabkan banyak kematian.
Penyeragaman
ukuran dilakukan mulai dari awal pembesaran dan selanjutnya diteruskan
minimal setiap dua minggu sekali, terutama kalau terdapat variasi
ukuran. Pemilahan ukuran dilakukan dengan cara
jaring/waring diangkat lalu ikan diambil dan ditampung dalam ember
plastik berkapasitas 100 liter, kemudian ikan diseleksi berdasarkan
ukuran dan dimasukan kembali dalam wadah pemeliharaan.
PERAWATAN WARING DAN JARING
Perawatan dan pengontrolan waring/jaring selama masa pembesaran mutlak
dilakukan. Waring/jaring yang kotor dapat menghambat pertukaran air dan
oksigen dan menghambat pertumbuhan dan menimbulkan penyakit pada ikan
peliharaan. Penggantian waring/jaring yang kotor dengan yang bersih
dilakukan minimal 3 minggu sekali. Waring/jaring yang kotor dijemur
sampai kering lalu dicuci dengan cara
disemprot air. Setelah bersih dijemur kembali sampai kering, sebelum
digunakan waring/jaring dikontrol kembali apakah ada yang rusak atau
putus.
PENGAMATAN KESEHATAN IKAN DAN KUALITAS AIR
Pengamatan kesehatan ikan perlu dilakukan secara visual dan organoleptik
untuk mengamati ektoparasit dan morfologi ikan. Sedangkan pengamatan
secara mikroskopik dilakukan di laboratorium untuk pemeriksaan jasad
patogen (endo perasit, jamur, bakteri dan virus).
Cara
pengukuran kualitas air (suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut,
amoniak, amonium sulfat, nitrit, nitrat, chlorin, dsb) dilakukan dengan
menggunakan termometer untuk suhu, refractometer untuk mengukur
salinitas, pH meter atau kertas lakmus untuk mengukur pH, DO meter untuk
mengukur oksigen terlarut dan water quality test kit untuk mengukur
kualitas air lainnya disesuaikan dengan petunjuk kerja dari
masing-masing alat yang digunakan. Frekuensi pengukuran dilakukan
minimal dua kali seminggu.
Sumber : Buku Petunjuk Teknis Budidaya Laut Ikan Kerapu, Ditjen P. Budidaya